Yang Abadi Ialah Kenangan

Caraku Memperhatikanmu

Caraku Memperhatikanmu

Biarlah dinding tembok yang jadi saksi bisu dan, biarlah waktu sempit yang merengkuhnya. Kala hati terusik, kala hati menerpa, kala hati tak bicara yang sejatinya. Hati ingin menyapa karna ia yang kan temukan isyarat hati sebenarnya.

Ini taklebih dari pengharapan dungu, tak lebih dari cobaan yang kan berujung di balik cemas, pilu dan asa yang ganas. Bicaraku kepada mulut yang terbungkam ketika mata memperhatikannya.

Menemukanmu dalam sudut mayaku, memperhatikanmu dengan caraku, apakah dia tau? !Dia, perempuan manis berjilbab dan berwajah polos dengan sedikit senyum namun selalu indah dari kejauhan. Panggilan yang berbeda dengan nama yang tertulis di sebuah program perantara Face and Book, membuatku bingung bagaimana aku menyapanya kelak.

Sesosok perempuan  yang tak pernah aku menegur dan mendengar suaranya. Namun cukup untuk membuatku terkaku dan selalu terkaku saat berada hampir dekat darinya. Entah mengapa dan bagaimana denyut-denyut nadi berdendang takhamparkan kegelisahan menguburkan keresahan dan mengantongi harapan. begitulah caraku memperhatikanmu.

To be Continued. . . .



Posted by Unknown , Published at 13.02 and have 0 comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar